PORTALSUBUHBIZID, Jakarta – Dukungan luas mengalir dari kalangan santri dan masyarakat kepada Gus Miftah setelah isu pengunduran dirinya sebagai Utusan Khusus Presiden untuk Penanganan Intoleransi, Radikalisme, dan Terorisme mencuat. Para santri dari berbagai pesantren di seluruh Indonesia menyuarakan penolakan terhadap kemungkinan mundurnya ulama yang dikenal progresif ini. Mereka menilai Gus Miftah memiliki peran vital dalam memperjuangkan toleransi dan perdamaian di tengah keberagaman bangsa.

Sejumlah pesantren mengadakan doa bersama dan menyuarakan aspirasi mereka melalui media sosial serta pertemuan komunitas. Para santri percaya bahwa Gus Miftah adalah sosok yang mampu menjembatani dialog antaragama dan budaya dengan pendekatan yang inklusif.

“Kami menolak jika Gus Miftah mundur. Beliau adalah simbol moderasi Islam yang bisa diterima semua kalangan,” ujar Ahmad Rifai, salah satu santri dari Pesantren Nurul Hidayah di Yogyakarta.

Dukungan ini juga datang dalam bentuk petisi online yang hingga saat ini telah ditandatangani oleh puluhan ribu orang. Tagar #DukungGusMiftah bahkan menjadi trending topic di media sosial, memperlihatkan betapa besarnya harapan publik terhadap peran Gus Miftah.

Kabar pengunduran diri Gus Miftah berembus setelah ia menghadapi kritik dari beberapa pihak terkait metode ceramahnya yang dianggap tidak konvensional. Dalam beberapa kesempatan, Gus Miftah menyampaikan ceramah dengan gaya santai, menggunakan humor untuk menyampaikan pesan.

Menurut sumber dekat Gus Miftah, tekanan dari pihak-pihak tertentu membuatnya mempertimbangkan keputusan untuk mundur. Namun, hingga saat ini, Gus Miftah belum memberikan pernyataan resmi terkait isu tersebut.

Beberapa tokoh agama dan politik juga angkat bicara. Ketua PBNU KH. Yahya Cholil Staquf menyatakan bahwa mundurnya Gus Miftah akan menjadi kehilangan besar bagi upaya melawan intoleransi.

“Gus Miftah adalah aset bangsa. Perannya sangat dibutuhkan untuk menjaga keberagaman dan toleransi di Indonesia,” kata Gus Yahya.

Sementara itu, sejumlah politisi juga menyerukan agar pemerintah terus memberikan dukungan penuh kepada Gus Miftah dalam menjalankan tugasnya.

Sejak dilantik sebagai Utusan Khusus Presiden pada 2023, Gus Miftah menghadapi tantangan besar. Salah satunya adalah meredam berbagai pandangan ekstrem yang mengancam harmoni sosial. Gaya komunikasinya yang terbuka dan inovatif sering kali memancing pro dan kontra, terutama di kalangan konservatif.

Namun, Gus Miftah tidak pernah gentar. Dalam berbagai ceramahnya, ia kerap mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dan mengesampingkan perbedaan.

“Saya hanya ingin Indonesia tetap damai. Itu yang menjadi fokus saya,” ujar Gus Miftah dalam sebuah wawancara sebelumnya.

Dukungan publik terhadap Gus Miftah mencerminkan kebutuhan masyarakat akan sosok pemimpin yang mampu merangkul semua golongan. Kalangan santri, tokoh agama, dan masyarakat umum berharap agar Gus Miftah tetap melanjutkan perannya sebagai Utusan Khusus Presiden.

Di tengah polemik ini, Gus Miftah dihadapkan pada pilihan sulit: tetap bertahan dengan segala konsekuensinya atau mundur demi menghindari tekanan. Bagaimanapun, publik masih menanti keputusan resmi dari ulama yang dikenal dengan pendekatan dakwah moderat ini.

Isu pengunduran diri Gus Miftah telah memicu gelombang solidaritas dari kalangan santri dan masyarakat luas. Dukungan ini menunjukkan betapa pentingnya peran Gus Miftah dalam menjaga toleransi dan melawan radikalisme di Indonesia.

Apapun keputusan yang diambil, Gus Miftah tetap menjadi simbol perjuangan untuk keberagaman dan perdamaian.